Penyakit Mumps (Gondongan): Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Mumps, yang lebih dikenal dengan sebutan gondongan, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Mumps virus. Penyakit ini biasanya menyerang kelenjar ludah, khususnya kelenjar parotis yang terletak di sisi wajah, di bawah telinga. Gondongan dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar-kelenjar ini, tetapi dalam beberapa kasus juga dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius pada organ lain, seperti testis, ovarium, otak, dan pankreas. Meskipun penyakit ini umumnya lebih sering terjadi pada anak-anak, orang dewasa juga bisa terinfeksi.

Penyebab Penyakit Mumps

Penyakit mumps disebabkan oleh Mumps virus, yang merupakan bagian dari keluarga virus Paramyxoviridae. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, terutama air liur. Mumps virus bisa bertahan di udara dalam tetesan kecil ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Penularan Penyakit Mumps

Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui beberapa cara, antara lain:

  • Melalui percikan udara (droplet): Ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bahkan berbicara, virus bisa tersebar di udara dan masuk ke tubuh orang lain melalui saluran pernapasan.
  • Kontak langsung dengan air liur atau cairan tubuh: Mumps juga bisa menular melalui kontak langsung dengan air liur orang yang terinfeksi, misalnya saat berbagi alat makan atau minum.
  • Kontak dengan benda yang terkontaminasi: Virus juga bisa menyebar melalui permukaan yang terkontaminasi air liur, seperti handuk, mainan, atau permukaan lainnya yang sering disentuh.

Mumps dapat menular sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga beberapa hari setelah pembengkakan kelenjar menghilang, sehingga penting untuk mengisolasi orang yang terinfeksi agar tidak menularkan virus ke orang lain.

Gejala Penyakit Mumps

Gejala mumps umumnya muncul 2 hingga 3 minggu setelah terpapar virus, dan bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa orang, terutama yang sudah mendapatkan vaksinasi, mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, pada sebagian besar kasus, gejala mumps termasuk:

Gejala Utama:

  1. Pembengkakan Kelenjar Parotis:
  • Pembengkakan pada kelenjar ludah (parotis) di bawah telinga, yang menyebabkan wajah terlihat seperti membesar. Pembengkakan ini biasanya terjadi pada satu sisi wajah terlebih dahulu, dan kemudian bisa menyebar ke sisi lain.
  1. Nyeri atau Sensasi Tertarik pada Area Pembengkakan:
  • Nyeri atau rasa tidak nyaman pada kelenjar yang bengkak.
  1. Demam:
  • Biasanya ringan hingga sedang, dengan suhu tubuh yang bisa mencapai 38–40°C.
  1. Sakit Kepala:
  • Sakit kepala yang dapat berlangsung beberapa hari.
  1. Nyeri pada Otot atau Sendi:
  • Beberapa penderita mumps juga merasakan nyeri otot atau sendi.
  1. Kehilangan Nafsu Makan:
  • Penderita dapat mengalami penurunan nafsu makan dan rasa lemas.
  1. Perubahan pada Saluran Pencernaan:
  • Beberapa orang mungkin mengalami mual atau muntah ringan, meskipun ini tidak umum.
  1. Radang Tenggorokan:
  • Beberapa penderita juga mengalami sakit tenggorokan dan kesulitan menelan.

Komplikasi:

Meskipun banyak orang yang sembuh dari mumps tanpa komplikasi serius, pada beberapa kasus penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi yang lebih berat, terutama pada orang dewasa. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:

  1. Orchitis (Radang Testis):
  • Orchitis adalah peradangan pada testis yang sering terjadi pada pria dewasa yang terinfeksi mumps. Ini bisa menyebabkan pembengkakan yang sangat nyeri dan dalam beberapa kasus, dapat memengaruhi kesuburan.
  1. Ooforitis (Radang Ovarium):
  • Pada wanita, mumps bisa menyebabkan radang ovarium (ooforitis), meskipun ini lebih jarang terjadi.
  1. Meningitis:
  • Meningitis (radang selaput otak) adalah komplikasi serius yang terjadi ketika virus menyebar ke otak dan sumsum tulang belakang. Gejalanya bisa meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, leher kaku, dan kebingungan.
  1. Ensefalitis:
  • Ensefalitis, atau radang otak, adalah komplikasi yang lebih jarang tetapi sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.
  1. Pankreatitis:
  • Radang pankreas (pankreatitis) juga bisa terjadi pada beberapa penderita mumps.
  1. Gangguan Pendengaran:
  • Pada beberapa kasus yang sangat jarang, mumps dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

Pengobatan Penyakit Mumps

Saat ini, tidak ada pengobatan khusus yang dapat menyembuhkan mumps. Namun, pengobatan difokuskan pada penanganan gejala dan membantu pemulihan yang cepat:

  1. Istirahat yang Cukup: Penderita dianjurkan untuk banyak beristirahat untuk mempercepat pemulihan.
  2. Obat Penurun Demam dan Pereda Nyeri: Obat seperti paracetamol atau ibuprofen dapat digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri akibat pembengkakan kelenjar.
  3. Kompres Dingin atau Hangat: Kompres dingin atau hangat pada area yang bengkak dapat membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan.
  4. Konsumsi Cairan yang Cukup: Penderita mumps perlu menjaga asupan cairan agar tidak dehidrasi, terutama jika ada kesulitan menelan.
  5. Pengawasan Komplikasi: Jika timbul komplikasi seperti meningitis atau orchitis, penderita perlu mendapatkan perawatan medis lebih lanjut di rumah sakit.

Pencegahan Penyakit Mumps

Pencegahan terbaik untuk penyakit mumps adalah dengan vaksinasi. Vaksin mumps biasanya diberikan dalam kombinasi dengan vaksin Campak dan Rubella, yang dikenal dengan nama MMR (Measles, Mumps, Rubella). Vaksin ini sangat efektif dalam mencegah infeksi dan mengurangi dampak penyakit jika seseorang terinfeksi.

Vaksinasi Mumps:

  • Vaksin MMR diberikan dalam dua dosis, pertama kali pada usia 12–15 bulan dan dosis kedua pada usia 4–6 tahun.
  • Vaksin MMR sangat efektif, meskipun tidak 100% dapat mencegah infeksi. Namun, jika seseorang yang divaksinasi terkena mumps, gejalanya cenderung lebih ringan dan risiko komplikasi lebih rendah.
  • Dosis penguat (booster) mungkin diperlukan pada orang dewasa yang berisiko lebih tinggi terpapar, seperti mahasiswa atau pekerja di fasilitas kesehatan.

Tindakan Pencegahan Lainnya:

  1. Menghindari Kontak dengan Orang yang Terinfeksi: Jika seseorang terinfeksi mumps, disarankan untuk menghindari kontak dengan orang lain, terutama anak-anak dan orang yang belum divaksinasi, sampai setidaknya lima hari setelah pembengkakan kelenjar mulai hilang.
  2. Menjaga Kebersihan: Cuci tangan secara teratur, hindari berbagi makanan, minuman, atau alat makan dengan orang yang terinfeksi.
  3. Menutup Mulut Saat Batuk atau Bersin: Ini membantu mencegah penyebaran virus melalui udara.

Kesimpulan

Mumps atau gondongan adalah penyakit virus yang menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada pria dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Vaksinasi dengan vaksin MMR adalah cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini. Mumps bisa diobati dengan pengobatan simptomatik, tetapi pencegahan melalui vaksinasi tetap menjadi langkah terbaik untuk mengurangi penyebaran penyakit ini. Jika terkena mumps, penting untuk segera mendapatkan perawatan medis untuk mencegah komplikasi dan memastikan pemulihan yang cepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *